Sabtu, 05 Oktober 2019

Kupas Tuntas Penyakit Sinusitis, Jenis, Gejala Dan Penyebab

Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata.

Sinus menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. Selain itu, sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru.

Ada beberapa tipe sinusitis berdasarkan lamanya perjalanan penyakit, yaitu:
  1. Sinusitis akut. Jenis sinusitis yang paling umum terjadi dan umumnya berlangsung selama 2-4 minggu.
  2. Sinusitis subakut. Jenis sinusitis yang berlangsung selama 4-12 minggu.
  3. Sinusitis kronis. Jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu, dan dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
  4. Sinusitis kambuhan. Jenis sinusitis akut yang terjadi hingga 3 kali atau lebih dalam setahun.
Gejala dan Penyebab Sinusitis
Ketika mengalami sinusitis, umumnya anak akan rewel, batuk, pilek atau hidung tersumbat. Sedangkan pada orang dewasa, gejala sinnusitis bisa berupa:
  1. Pembengkakan di sekitar mata.
  2. Nyeri pada bagian wajah.
  3. Ingus berwarna kuning kehijauan.
  4. Menurunnya fungsi indera penciuman.
Sinusitis disebabkan oleh infeksi kuman. Kondisi ini lebih rentan dialami oleh perokok, atau orang yang sering berenang. Sinusitis juga dapat dipicu oleh kondisi medis tertentu, misalnya polip hidung dan rinitis alergi.

Pengobatan dan Pencegahan Sinusitis
Sinusitis yang tidak segera ditangani, dapat menyebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman secara permanen. Biasanya sinusitis cukup diatasi dengan obat-obatan. Tetapi pada kasus tertentu, sinusitis harus ditangani dengan operasi.

Sinusitis bisa dicegah dengan sejumlah cara, di antaranya:
  1. Berhenti merokok.
  2. Menghindari penderita flu dan pilek.
  3. Melakukan imunisasi flu sesuai jadwal.
I. PENYEBAB SINUSITIS...

Sinusitis disebabkan oleh pembengkakan dinding dalam hidung akibat virus atau reaksi alergi yang masuk dari saluran pernapasan atas.

Virus tersebut memicu sinus untuk menghasilkan lendir lebih banyak, sehingga terjadi penumpukan dan penyumbatan pada saluran hidung. Kondisi ini mendorong bakteri atau kuman semakin berkembang di rongga sinus dan menyebabkan infeksi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko sinusitis pada orang dewasa. Di antaranya adalah:
  1. Infeksi jamur.
  2. Infeksi gigi.
  3. Cedera hidung.
  4. Pembesaran kelenjar adenoid.
  5. Kebiasaan merokok (perokok aktif) atau terlalu banyak menghirup asap rokok (perokok pasif).
  6. Aktivitas menyelam dan berenang.
  7. Adanya benda asing yang terjebak di dalam hidung.
Selain itu, ada beberapa kondisi medis yang dapat memicu terjadinya sinusitis. Di antaranya adalah:
  1. Polip hidung, yaitu jaringan yang tumbuh dan membentuk massa di dalam hidung.
  2. Tulang hidung bengkok.
  3. Alergi, misalnya rinitis alergi atau asma. Kondisi ini dapat menyebabkan terhambatnya saluran sinus.
  4. Cystic fibrosis, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan lendir mengental, kemudian menumpuk dan menyumbat berbagai saluran di dalam tubuh, terutama pernapasan dan pencernaan.
  5. Kondisi lain, seperti melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Pada anak-anak, sinusitis paling sering disebabkan oleh alergi, tertular dari teman atau anak lain di sekitarnya, kebiasaan menggunakan dot atau minum dari botol dengan posisi berbaring, dan tinggal di lingkungan yang penuh asap.

Gejala yang muncul tergantung kepada usia penderita dan jenis sinusitis yang diderita. Gejala sinusitis akut pada orang dewasa, di antaranya adalah:
  1. Sakit kepala.
  2. Demam.
  3. Hidung tersumbat.
  4. Ingus berwarna kuning kehijauan.
  5. Nyeri pada bagian wajah dan terasa sakit ketika ditekan.
  6. Menurunnya fungsi indera penciuman.
  7. Bau mulut (halitosis).
  8. Sakit tenggorokan.
  9. Sakit gigi.
  10. Pembengkakan di sekitar mata dan semakin parah pada pagi hari.
Untuk sinusitis yang dialami anak-anak, gejala yang muncul meliputi:
  1. Pilek yang berlangsung selama 7-10 hari. Ingus berwarna berwarna hijau atau kuning kental, tetapi terkadang bening.
  2. Hidung tersumbat, sehingga napas sering dilakukan melalui mulut.
  3. Pembengkakan di area sekitar mata.
  4. Batuk.
  5. Nafsu makan hilang.
  6. Rewel.
II. DIAGNOSA...

Diagnosis sinusitis dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala yang terjadi, seperti hidung tersumbat, pilek dan nyeri pada bagian wajah. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama bagian hidung.

Jika muncul dugaan sinusitis kronis, pasien dianjurkan untuk menemui dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan) untuk mendeteksi penyebab utama terjadinya sinusitis.

Ada beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan dokter untuk mencari tahu penyebab dan memastikan diagnosis sinusitis, yaitu:
  1. Tes alergi. Jika mencurigai bahwa sinusitis disebabkan oleh alergen tertentu, dokter akan melakukan tes alergi melalui kulit. Jenis tes alergi ini aman dan cepat, serta dapat membantu menentukan jenis alergen yang menyebabkan gejala sinusitis.
  2. Endoskopi hidung (nasoendoskopi). Pemeriksaan dengan menggunakan endoskop untuk melihat bagian dalam sinus.
  3. Tes pencitraan. CT scan atau MRI digunakan untuk memperoleh gambaran area sinus dan hidung secara detail, seperti kondisi peradangan atau penyumbatan yang sulit terdeteksi dengan endoskopi.
  4. Kultur hidung dan sinus. Tes diagnosis ini umumnya tidak dilakukan untuk mendiagnosis sinusitis kronis. Namun, ketika sinusitis gagal merespons terapi obat atau gejala yang dirasakan semakin memburuk, kultur kuman dari lendir hidung dan sinus dapat membantu menentukan penyebabnya.
Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa dan mendeteksi adanya gangguan atau kelainan yang menjadi penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh, seperti HIV.
Pengobatan Sinusitis

Sebagian besar sinusitis akut yang disebabkan oleh virus, dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala sinusitis akut. Di antaranya adalah:
  1. Saline nassal irrigation, digunakan beberapa kali dalam sehari untuk membersihkan saluran hidung. Semprotan ini merupakan campuran dari beberapa bahan, yaitu air matang (400 ml), garam (1 sendok teh), dan baking soda (1 sendok teh).
  2. Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat akibat penumpukan lendir. Obat dekongestan tersedia dalam bentuk cairan, tablet, dan semprotan hidung.
  3. Pereda nyeri, untuk meredakan sakit kepala atau nyeri di bagian wajah yang disebabkan oleh sinus. Beberapa jenis obat nyeri yang umum digunakan adalah paracetamol dan Hindari penggunaan aspirin pada anak-anak usia di bawah 18 tahun, karena menimbulkan efek samping yang berbahaya.
  4. Kostikosteroid hidung, untuk mencegah dan mengobati peradangan pada sinus. Obat kortikosteroid yang biasa digunakan antara lain adalah fluticasone dan budesonide.
  5. Antibiotik, umumnya diberikan ketika sinusitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri dan gejala yang dirasakan semakin memburuk.
  6. Imunoterapi, diberikan jika sinusitis disebabkan oleh alergi. Terapi ini dilakukan untuk membantu mengurangi reaksi tubuh terhadap alergen.
Untuk sinusitis kronis, langkah pengobatan dilakukan untuk mengurangi peradangan sinus, menjaga saluran hidung tetap kering, menangani penyebab dasar sinusitis, dan mengurangi serangan sinusitis. Pengobatan sinusitis kronis umumnya serupa dengan sinusitis akut, namun ada beberapa langkah penanganan tambahan yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala. Di antaranya adalah:
  1. Saline nasal irrigation, untuk mengurangi penumpukan cairan dan membersihkan zat penyebab iritasi dan alergi.
  2. Kompres hangat, untuk membantu mengurangi rasa nyeri di rongga sinus dan hidung.
  3. Dekongestan semprot dan hidung. Ikuti petunjuk dokter untuk jangka waktu pemakaiannya.
Jika terapi obat tidak lagi efektif untuk meredakan gejala sinusitis kronis akibat deviasi septum hidung atau polip, dokter dapat mengambil langkah pembedahan yang disebut prosedur bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF). Prosedur ini dilakukan untuk membuka atau melebarkan sinus dengan cara:
  1. Mengangkat jaringan, misalnya polip hidung, yang menyumbat saluran sinus.
  2. Memompa balon kecil untuk membuka saluran sinus yang tersumbat. Tindakan ini lebih dikenal sebagai dilatasi kateter balon.
Selanjutnya, dokter akan memasukkan implan untuk menjaga sinus tetap terbuka dan menambahkan kortikosteroid yang diarahkan ke dinding sinus. Prosedur BESF dilakukan di bawah pengaruh bius total dan menggunakan alat endoskopi, yaitu selang kecil elastis yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, literatur, catatan kuliah dan pendapat para ahli.
Admin : Reni Sisilia
Update : Nurmala 96

Artikel Terbaru!
Recent Posts Widget
Kupas Tuntas Penyakit Sinusitis, Jenis, Gejala Dan Penyebab Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Boegis Fashion
 

KIRIM PESAN ATAU TULISAN

Nama

Email *

Pesan *